Seri Keajaiban:
Lowongan Menjadi Penghuni Surga!
Oleh : Ust.Ayi Muzayini (Penulis buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan)
Kesaksian seorang bocah 11 tahun yang selamat dari gulungan ombak setinggi 27 meter dengan kecapatan 1 km / menit. Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh ”.
Sungguh indah pantai ini. Pemandangannya terlihat laksana serpihan surga. Maklum pantai Lhoknga, yang terletak di pinggiran kota Aceh Besar terkenal sangat menawan. Udaranya begitu teduh dan anginnya terasa sejuk. Pepohonan rimbun berbaris rapih di sepanjang jalan menjuju pantai. Tidak heran jika beberapa pasang remaja sering terlihat duduk mesra di atas batu karang dengan sangat betah. Dentuman suara ombak, sepertinya menambah kencangnya detak jantung mereka yang sedang dilanda asmara. Ocehan para pedagang yang berderet di sepanjang pantai, tidak begitu dihiraukannya. Ribuan keluarga yang ikut mengunjungi pantai ini, tidak mengurangi kemesraan pasangan muda ini. Peluang ini tidak disia-siakan oleh beberapa pengusaha lokal. Lohknga yang tadinya terkenal kota santri, disulap menjadi kota wisata. Sampai dengan 24 Desember 2004, deretan cafe dan karaoke sudah mulai bermunculan. Artis lokal dan nasional datang silih berganti menghibur pengunjung pantai ini.kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
”Puncaknya pada malam natal, 24 Desember 2004. Pantai ini penuh sesak dengan pengunjung dari berbagai wilayah Aceh. Dentuman ombak yang biasa terdengar sangat keras, malam itu terasa bisu terlindas suara hinggar-bingar musik. Sungguh malam itu, dijadikan sebagai malam pesta yang panjang dan sangat luar biasa. Diantara mereka ada yang mabuk alkohol dan tidak sedikit pula yang dimambuk ”JABLAY” alias belayan janda muda kupu-kupu malam. Benar-benar mereka lari dari Tuhan. Mereka menjadikan Serambi Mekkah menjadi sakit bahkan nyaris mati”. Tutur Tengku Drs. Ibnu Umar, dengan mata yang sendu dan berkaca-kaca menahan kesal, sedih dan penuh sesal. ”Apa mereka tidak takut dengan Status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM)?” tanya Penulis kepada Tengku. ”Status apapun untuk Aceh, tidak menggetarkan nyali mereka untuk bermaksiat. Sepertinya ada orang-orang tertentu yang ingin menghancurkan budaya Serambi Mekkah ini dengan cara halus dan terencana”. Tambahnya lirih.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Tengku Drs. Ibnu Umar adalah salah seorang tokoh dan saksi sejarah yang selamat dari amukan Tsunami. Walau seluruh keluarganya tidak ada yang tersisa termasuk istri dan bayinya yang baru lahir. Namun beliau tetap sabar dan semangat menjemput rezeki dan rahmat Alloh SWT. Saat ini (tahun 2005) beliau diberikan amanah sebagai kepala Barak untuk Pengungsi Lampuuk , Lhoknga, Aceh Besar. Dari 75.000 jiwa warga Lhoknga, yang masih hidup hanyalah 223 keluarga atau sekitar 422 jiwa. Barak pengungsi ini terletak di kampung Lampuuk, Lhoknga. Terdiri dari 7 Barak (60 pintu) dengan Jumlah Keluarga 223 dan 422 jiwa. Jumlah usia dewasa 249 (pria) dan 94 (wanita). Jumlah anak yatim dan piatu ada 52 orang anak. Dari anak piatu itu ada yang bernama Muhammad Rizky. Tinggal satu barak dengan Penulis selama tiga pekan. Penulis mengabdi di barak ini mulai 2 s/d 17 Juli 2005. kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Pada malam natal itu Muhammad Rizky, bocah 11 tahun terlihat sedih dan muram. Malam itu adalah jadwal rutin pengajian anak-anak dan remaja di Masjid dekat rumahnya. Namun sayangnya, yang hadir hanya 3 orang, termasuk dirinya. Sejak magrib masyarakat Lohknga tidak sempat lagi ke Masjid, karena di daerah itu ada pesta malam natal yang sangat meriah. Namun Rizky lebih memilih tidur dan tidak mengikuti segala hiruk pikuk pesta pantai. Pada subuh harinya disaat penduduk Lhoknga masih tertidur lelap, ia terbangun dan sholat subur bersama pak Ustadz. Ba’da sholat dan berdzikir ia berjalan dipinggir pantai. Ia memandang pantai Lhoknga yang begitu Indah. ”SubahanAlloh... walhamdulillah... sungguh besar karunia dan kekuasaan-Mu ya Alloh” ucap rizky dengan penuh haru.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Tidak terasa waktu terus berjalan, matahari mulai naik. Sekitar pukul 7 waktu setempat, laut terlihat menyusut dan mengering. Sebagian orang terlihat berlarian mengambil ikan dan kerang di pantai. Sebagain lagi hanya memandang heran fenomena langka tersebut. Tapi tidak lama kemudian, tanpa disangka dan tanpa diduga oleh penduduk, gelombang setinggi 25 meter menghantam jiwa-jiwa dan semua yang mereka miliki. Jeritan, tangisan dan do’a dari manusia saat ini tidak terdengar. Suara deru ombak dan kencangnya air telah menghantam rumah dan meratakan bukit. Mereka semua harus melawan dahsyatnya kemarahan ombak yang sangat kencang. Mereka tenggelam, terhempas sejauh 10 km, bahkan ada yang terpanggang pepohonan. Rizky yang persis berada dipinggir pantai ikut terhempas dengan sangat kencang. Ia dibawa gelombang ombak yang sangat besar. Selama sepuluh menit gelombang air membawa ruh dan jiwanya safari kekuasaan Alloh. Sungguh ia tidak ingat apa-apa kecuali kalimat Allohu Akbar... Allohu Akbar (Alloh yang Maha Besar... Alloh yang Maha Besar)... Sampai pada akhirnya Alloh mengantarkan jiwa dan ruhnya ke pinggir sebuah bukit. Tidak lama kemudian ia melihat ratusan ribu mayat yang bergelimpangan. Lalu ia mendengar jeritan histeris orang-orang yang terluka. ”Inna lillahi wa inna lillahi roji’un” (segalanya milik Alloh dan akan dikembalikan kepada Alloh).. Ia tidak kuasa menahan tetesan air mata, ia mencari ibu dan ayahnya... namun sudah tiga hari ia memilih mayat dan menelusuri puing-puing bangunan. Namun tidak ketemu. Akhirnya ia dipertemukan dengan tetangganya yang selamat dan dibawa ke pengungsian. dan ia bertemu dengan ayahnya. Namun ia harus kehilangan ibu kandung dan seluruh saudara kandungnya untuk selama-lamanya.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Hari itu, jum’at, 8 Juli 2005. tepatnya setelah sholat ashar dan mengaji di Mushola Barak, penulis mengajak Rizki untuk pergi berjalan-jalan ke pantai Lhoknga. Dan tidak lama kemudian kami sampai. Saat itu pantai terlihat sangat kotor dan berantakan. Sejauh 10 km terlihat tidak ada bangunan. Hanya tersisa puing-puing batu karang. Bau air laut yang mengendap di rawa-rawa kecil tercium tidak sedap. Ikan-ikan di selokan dan genangan air terlihat sangat banyak. Sore itu tidak sedikit pengungsi yang memancing dipinggir-pinggir rawa. Mereka terlihat senang dengan tangkapan ikan yang melimpah. Ternyata setelah kejadian tsunami, lhoknga dan sekitarnya dibanjiri ikan, terutama ikan patin dan mujair. Walau sebagian pengungsi tidak berani mengambil dan mengkonsumsinya. Maklum dianggap ikan menjadi subur karena memakan ratusan ribu mayat-mayat manusia.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
”Kamu tidak takut dengan pantai”, sapa penulis. ”Ustadz... kenapa kita mesti takut dengan ciptaan Alloh... bukankah kita harus lebih takut kepada yang Maha Pencipta?” jawabnya, heran. ”Loh bukankah kamu sudah pernah digulung ombak setinggi 25 m dan dihempaskannya sejauh 10 km. Apa kamu tidak trauma?”. Tanya penulis pensaran. ”Ya Ustadz... Aku tidak akan pernah takut dengan air, bahkan jika 1.000 kali lipat lebih besar dari Tsunami yang pernah Aku alami.” Demikian tutur Rizky dengan mantap. ”Bukankah orang yang mati tenggelam yang bukan dalam keadaan maksiat adalah seperti syahid di jalan Alloh?” tanya penasaran. Penulis tersenyum dan mengangukan dagu.. Subahanalloh.... Adakah diantara kita yang memiliki keimanan sedalam anak ini? Ia begitu yakin dengan pertolongan Alloh. Bersambung... Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Resensi buku Islam
Lowongan Menjadi Penghuni Surga!
Oleh : Ust.Ayi Muzayini (Penulis buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan)
Kesaksian seorang bocah 11 tahun yang selamat dari gulungan ombak setinggi 27 meter dengan kecapatan 1 km / menit. Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh ”.
Sungguh indah pantai ini. Pemandangannya terlihat laksana serpihan surga. Maklum pantai Lhoknga, yang terletak di pinggiran kota Aceh Besar terkenal sangat menawan. Udaranya begitu teduh dan anginnya terasa sejuk. Pepohonan rimbun berbaris rapih di sepanjang jalan menjuju pantai. Tidak heran jika beberapa pasang remaja sering terlihat duduk mesra di atas batu karang dengan sangat betah. Dentuman suara ombak, sepertinya menambah kencangnya detak jantung mereka yang sedang dilanda asmara. Ocehan para pedagang yang berderet di sepanjang pantai, tidak begitu dihiraukannya. Ribuan keluarga yang ikut mengunjungi pantai ini, tidak mengurangi kemesraan pasangan muda ini. Peluang ini tidak disia-siakan oleh beberapa pengusaha lokal. Lohknga yang tadinya terkenal kota santri, disulap menjadi kota wisata. Sampai dengan 24 Desember 2004, deretan cafe dan karaoke sudah mulai bermunculan. Artis lokal dan nasional datang silih berganti menghibur pengunjung pantai ini.kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
”Puncaknya pada malam natal, 24 Desember 2004. Pantai ini penuh sesak dengan pengunjung dari berbagai wilayah Aceh. Dentuman ombak yang biasa terdengar sangat keras, malam itu terasa bisu terlindas suara hinggar-bingar musik. Sungguh malam itu, dijadikan sebagai malam pesta yang panjang dan sangat luar biasa. Diantara mereka ada yang mabuk alkohol dan tidak sedikit pula yang dimambuk ”JABLAY” alias belayan janda muda kupu-kupu malam. Benar-benar mereka lari dari Tuhan. Mereka menjadikan Serambi Mekkah menjadi sakit bahkan nyaris mati”. Tutur Tengku Drs. Ibnu Umar, dengan mata yang sendu dan berkaca-kaca menahan kesal, sedih dan penuh sesal. ”Apa mereka tidak takut dengan Status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM)?” tanya Penulis kepada Tengku. ”Status apapun untuk Aceh, tidak menggetarkan nyali mereka untuk bermaksiat. Sepertinya ada orang-orang tertentu yang ingin menghancurkan budaya Serambi Mekkah ini dengan cara halus dan terencana”. Tambahnya lirih.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Tengku Drs. Ibnu Umar adalah salah seorang tokoh dan saksi sejarah yang selamat dari amukan Tsunami. Walau seluruh keluarganya tidak ada yang tersisa termasuk istri dan bayinya yang baru lahir. Namun beliau tetap sabar dan semangat menjemput rezeki dan rahmat Alloh SWT. Saat ini (tahun 2005) beliau diberikan amanah sebagai kepala Barak untuk Pengungsi Lampuuk , Lhoknga, Aceh Besar. Dari 75.000 jiwa warga Lhoknga, yang masih hidup hanyalah 223 keluarga atau sekitar 422 jiwa. Barak pengungsi ini terletak di kampung Lampuuk, Lhoknga. Terdiri dari 7 Barak (60 pintu) dengan Jumlah Keluarga 223 dan 422 jiwa. Jumlah usia dewasa 249 (pria) dan 94 (wanita). Jumlah anak yatim dan piatu ada 52 orang anak. Dari anak piatu itu ada yang bernama Muhammad Rizky. Tinggal satu barak dengan Penulis selama tiga pekan. Penulis mengabdi di barak ini mulai 2 s/d 17 Juli 2005. kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Pada malam natal itu Muhammad Rizky, bocah 11 tahun terlihat sedih dan muram. Malam itu adalah jadwal rutin pengajian anak-anak dan remaja di Masjid dekat rumahnya. Namun sayangnya, yang hadir hanya 3 orang, termasuk dirinya. Sejak magrib masyarakat Lohknga tidak sempat lagi ke Masjid, karena di daerah itu ada pesta malam natal yang sangat meriah. Namun Rizky lebih memilih tidur dan tidak mengikuti segala hiruk pikuk pesta pantai. Pada subuh harinya disaat penduduk Lhoknga masih tertidur lelap, ia terbangun dan sholat subur bersama pak Ustadz. Ba’da sholat dan berdzikir ia berjalan dipinggir pantai. Ia memandang pantai Lhoknga yang begitu Indah. ”SubahanAlloh... walhamdulillah... sungguh besar karunia dan kekuasaan-Mu ya Alloh” ucap rizky dengan penuh haru.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Tidak terasa waktu terus berjalan, matahari mulai naik. Sekitar pukul 7 waktu setempat, laut terlihat menyusut dan mengering. Sebagian orang terlihat berlarian mengambil ikan dan kerang di pantai. Sebagain lagi hanya memandang heran fenomena langka tersebut. Tapi tidak lama kemudian, tanpa disangka dan tanpa diduga oleh penduduk, gelombang setinggi 25 meter menghantam jiwa-jiwa dan semua yang mereka miliki. Jeritan, tangisan dan do’a dari manusia saat ini tidak terdengar. Suara deru ombak dan kencangnya air telah menghantam rumah dan meratakan bukit. Mereka semua harus melawan dahsyatnya kemarahan ombak yang sangat kencang. Mereka tenggelam, terhempas sejauh 10 km, bahkan ada yang terpanggang pepohonan. Rizky yang persis berada dipinggir pantai ikut terhempas dengan sangat kencang. Ia dibawa gelombang ombak yang sangat besar. Selama sepuluh menit gelombang air membawa ruh dan jiwanya safari kekuasaan Alloh. Sungguh ia tidak ingat apa-apa kecuali kalimat Allohu Akbar... Allohu Akbar (Alloh yang Maha Besar... Alloh yang Maha Besar)... Sampai pada akhirnya Alloh mengantarkan jiwa dan ruhnya ke pinggir sebuah bukit. Tidak lama kemudian ia melihat ratusan ribu mayat yang bergelimpangan. Lalu ia mendengar jeritan histeris orang-orang yang terluka. ”Inna lillahi wa inna lillahi roji’un” (segalanya milik Alloh dan akan dikembalikan kepada Alloh).. Ia tidak kuasa menahan tetesan air mata, ia mencari ibu dan ayahnya... namun sudah tiga hari ia memilih mayat dan menelusuri puing-puing bangunan. Namun tidak ketemu. Akhirnya ia dipertemukan dengan tetangganya yang selamat dan dibawa ke pengungsian. dan ia bertemu dengan ayahnya. Namun ia harus kehilangan ibu kandung dan seluruh saudara kandungnya untuk selama-lamanya.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Hari itu, jum’at, 8 Juli 2005. tepatnya setelah sholat ashar dan mengaji di Mushola Barak, penulis mengajak Rizki untuk pergi berjalan-jalan ke pantai Lhoknga. Dan tidak lama kemudian kami sampai. Saat itu pantai terlihat sangat kotor dan berantakan. Sejauh 10 km terlihat tidak ada bangunan. Hanya tersisa puing-puing batu karang. Bau air laut yang mengendap di rawa-rawa kecil tercium tidak sedap. Ikan-ikan di selokan dan genangan air terlihat sangat banyak. Sore itu tidak sedikit pengungsi yang memancing dipinggir-pinggir rawa. Mereka terlihat senang dengan tangkapan ikan yang melimpah. Ternyata setelah kejadian tsunami, lhoknga dan sekitarnya dibanjiri ikan, terutama ikan patin dan mujair. Walau sebagian pengungsi tidak berani mengambil dan mengkonsumsinya. Maklum dianggap ikan menjadi subur karena memakan ratusan ribu mayat-mayat manusia.Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
”Kamu tidak takut dengan pantai”, sapa penulis. ”Ustadz... kenapa kita mesti takut dengan ciptaan Alloh... bukankah kita harus lebih takut kepada yang Maha Pencipta?” jawabnya, heran. ”Loh bukankah kamu sudah pernah digulung ombak setinggi 25 m dan dihempaskannya sejauh 10 km. Apa kamu tidak trauma?”. Tanya penulis pensaran. ”Ya Ustadz... Aku tidak akan pernah takut dengan air, bahkan jika 1.000 kali lipat lebih besar dari Tsunami yang pernah Aku alami.” Demikian tutur Rizky dengan mantap. ”Bukankah orang yang mati tenggelam yang bukan dalam keadaan maksiat adalah seperti syahid di jalan Alloh?” tanya penasaran. Penulis tersenyum dan mengangukan dagu.. Subahanalloh.... Adakah diantara kita yang memiliki keimanan sedalam anak ini? Ia begitu yakin dengan pertolongan Alloh. Bersambung... Lowongan Menjadi Penghuni Surga:kuncinya yakin akan pertolongan dan surga Alloh
Resensi buku Islam
Posting Komentar
Posting Komentar