Jurus Jitu : Agar Dia Jatuh Cinta
Ganteng Tapi Ngorok! (Ujian Bagi Si Penganten Baru)
Dikisahkan ada seorang wanita yang hidup di sebuah kota, bernama Aisyah. Ia dianugrahkan wajah yang cantik, diwariskan harta melimpah, IQ yang tinggi. Namun dari segala keistimewaannya, wanita ini belum memiliki pendamping padahal usinya sudah 29 tahun, dan dia sangat sadar sebagai wanita membutuhkan seorang pedamping yang bisa menemani perjalan hidupnya.
Mulailah ia berikhtiar dengan para gurunya, teman-teman halaqohnya dan berdoa tanpa henti-hentinya kepada Allah SWT, agar ada seorang lelaki yang melamarnya. Setiap selesai shalat istikharah dia berdoa kepada Allah, ”Ya Rabbi, aku memohon kepada Mu, datangkanlah kepadaku seorang lelaki yang pintar, ganteng, sholeh dan bisa menjadi imam bagiku”.
Tak lama kemudian, Allah SWT mengabulkan permintaan wanita tersebut. Setelah proses ta’aruf yang sangat mengesankan. Datanglah seorang lelaki melamarnya, dengan wajah tampan, cerdas dan begitu lembut. Lalu pernikahanpun dilaksanakan. Setelah usai acara walimahan, sebagaimana biasa pengantin baru mereka berwudhu, shalat sunah dua rakaat, berdo’a bersama dan menikmati indahnya cinta yang telah dihalalkan Allah SWT. Ditengah malam yang begitu hening, si wanita tadi terbangun dan tidak bisa tidur kembali, karena suaminya ternyata tidur sambil medengkur, ngorok yang sangat keras.
Siwanita sangat kecewa dan mengeluh kepada Allah, ”Ya Allah aku tidak meminta suami tidurnya medengkur, tapi kenapa engkau kirimkan dia untuk ku?” keluhan wanita itu dijawab dengan sebuah bisikan ajaib ”wahai hamba Allah, sesungguhnya lelaki itu diberikan kepadamu sudah satu paket, tidak dijual terpisah, ikhlah aja ya!”.
Apa hikmah dibalik kisah diatas? Dalam hidup ini mungkin anda pernah mengalami kejadian yang mirip dengan kisah tadi. kita berharap mendapat pedamping hidup sempurna. Namun setelah rumah tangga berjalan beberapa bulan, kita mengetahui kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh pasangan kita, lalu apakah kekurangannya itu membuat rasa cinta kita hilang dan diselimuti kekecewaan? bagaimana dengan kelebihan-kelebihannya yang lain? jawabannya adalah ikhlas.
Kunci Kekuatan Menuju Puncak Kemenangan.
Kesuksesan dan kemenangan adalah milik Allah SWT, dan akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, maka kemenangan sangat ditentukan oleh motivasi kerja yang benar (the power of motivation), maka motivasi yang tepat dalam meraih kemenangan adalah untuk tujuan meraih ridha Allah SWT, maka bagi siapapun yang membutuhkan kemenangan, dituntut untuk ikhlas (The Power of Sincere) dan memberikan kesetiaan (monoloyalitas) hanya untukNya.
Allah berfirman yang artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu denga lurus kepada Dienul Islam, Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan Fitrahnya. Tidak ada perubahan pada Fitrah itu”. (QS. Ar-Ruum 30:30)
Ikhlas Inilah Yang Akan Mendorong Anda Menerima Apa Adanya.
Dan selalu meniatkan kerja hanya untuk mengharap keridhoan Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain Allah adalah syirik dan tidak akan diterima oleh Allah. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS.Al-Bayinah (98):5).
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah SAW dan bertanya, “ Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?” Rasululllah menjawab, “ Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan Rasululllahpun tetap menjawab, “ Ia tidak akan mendapatkan apa-apa. “ Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai).
Coba perhatikan wajah anda, sesungguhnya anda memiliki hidung yang indah, mata yang cantik.Tapi kenapa hanya karena setitik jerawat dipipi, membuat anda hilang percaya diri, seakan-akan wajah anda yang ada hanyalah jerawat. Setiap bercermin yang anda lihat hanya jerawat.Tapi coba anda lihat kembali bibir yang anda milki, hidung yang manis, bukankah besarnya jerawat tidak seberapa dibandingkan alis anda!
Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Belenggu kegagalan tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim."
Allah berfirman yang artinya “Katakanlah : “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus yaitu diin yang benar, Millah Ibrahim yang lurus, dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang musyrik”, katakanlah : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabbul ‘Alamiin” ( Al-An’am : 161 – 162).
Ada tiga cara melaksanakan ikhlas pada setiap aktivitas kita (1) ikhlas dalam berkata. (2) Ikhlas dalam hati. (3) ikhlas dalam aktivitas atau pengamalan ibadah kita hanya untuk Allah SWT. Allah berfirma yang artinya “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidkannya.“ (Al Bayyinah:5)
Ibnu Abbas berkata, "Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ke tengah bara api adalah: ‘Cukuplah Allah SWT menjadi penolong kami dan Allah SWT sebaik-baik pelindung’.” (HR. Bukhori)
Ikhlas, Pangkal Bahagia!
Ikhlas adalah dasar utama yang menyebabkan semua amal ibadah kita diterima dengan baik oleh Allah SWT. Ada tiga cara melaksanakan ikhlas pada setiap aktivitas kita (1) ikhlas dalam berkata, perkataan dan segala yamg berkaitan dengan lidah (2) ikhlas dalam hati dan (3) ikhlas dalam aktivitas, perbuatan, pengamalan dan semua ibadah kita kepada Allah SWT.
Ketahuilah bahwa manusia seluruhnya di muka bumi ini diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah, demikian pula tujuan jin diciptakan tidak lain adalah untuk meyembah Allah. Allah berfirman, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu (yaitu mengesaknKu).” (QS. Adz-Dzariyat 56)
Ibadah dilakukan oleh seorang muslim karena kebutuhannya terhadap Allah sebagai tempat sandaran hati dan jiwa, sekaligus tempat memohon pertolongan dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal seorang Muslim, di samping dia harus mencontoh gerak dan ucapan Rasulullah dalam ibadahnya. “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidknnya.“ (QS. Al Bayyinah 5)
Ikhlas adalah meniatkan ibadah seorang Muslim hanya untuk mengharap keridhoan dan wajah Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain Allah adalah syirik dan ibadah yang dilakukan dengan niat yang demikian tidak akan diterima oleh Allah. Misalnya menyembah berhala di samping menyembah Allah atau dengan ibadah kita mengharapkan pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik merusak kejernihan ibadah dan menghilangkan keikhlasan dan pahalanya.
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam dan bertanya, “ Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?”Rasululllah SAW“ Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan Rasululllah sholallahu ‘alaihi wassalam pun tetap menjawab, “ Ia tidak akan mendapatkan apa-apa. “ Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai)
Ikhlas hanya akan datang dari seorang Muslim yang mencintai Allah dan menjadikan Allah sebagi satu-satunya sandaran dan harapan. Namun kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda dengan gemerlap dunia dan mengikuti keinginan nafsunya. Padahal nafsu akan mendorong seorang Muslim untuk lalai berbuat ketaatan dan tenggelam dalam kemaksiatan, yang akhirnya akan menjerumuskan dia pada palung kehancuran di dunia dan jurang neraka kelak di akhirat.
Ikhlas Adalah Tanda Kecintaan Kepada Allah SWT
Oleh karena itu, hampir tidak ada ibadah yang dilakukan seorang Muslim bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan dunia. Namun ini bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan. Ingatlah bahwa Allah sentiasa menyayangi hambaNya, selalu memberikan rahmat kepada hambaNya dan senang jika hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa menolong seorang Muslim yang berusaha mencari keridhoan dan wajahNya.
Dahulu ada penduduk Madinah yang mendapatkan sedekah misterius, hingga akhirnya sedekah itu berhenti bertepatan dengan sepeninggalnya Ali bin Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-tiba melihat bekas-bekas menghitam di punggung beliau, dan bertanya, “Apa ini?” Sebagian mereka menjawab, “Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah”. Akhirnya mereka pun tahu siapa yang selama ini suka memberi sedekah kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah berkata, “Sesungguhnya sedekah yang dilakukan diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah”.
Janganlah engkau menjadi orang-orang yang meremehkan keikhlasan dan lalai darinya. Kelak pad hari kiamat orang-orang yang lalai akan mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan. Ibadah mereka tidak diterima Allah, sedang mereka juga mendapat balasan berupa api neraka dosa syirik mereka kepada Allah.Allah berfirman, “Dan (pada hari kiamat) jelaslah bagi azab mereka dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Az Zumar 47-48).
“Katakanlah, Maukah kami kabarkan tentang orang yang paling merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka di dunia, sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi 103-104)
Kebiasaan dari Baginda Rasul Muhammad SAW, adalah tidak pernah membiarkan seorang penanya pulang tanpa jawaban. Beliau adalah lumbung ilmu dan akan selalu berusaha memberikan jawaban atas segala pertanyaan umatnya. Dalam sebuah al-Hadits as-Syarif beliau bersabda, "Ana madiinatul ilmi (sayalah kota segala ilmu). Tetapi, ada satu pertanyaan, yang Rasullullah tidak langsung menjawabnya. Apa gerangan pertanyaan itu sehingga Rasulullah harus meminta waktu, mengernyitkan keningnya? "
"Wahai Baginda Rasul apa yang dimaksud dengan ikhlas?" tanya seorang sahabatnya. Setelah berdiam, Rasulullah memusatkan perhatian dan menyampaikan pertanyaan serupa kepada Malaikat Jibril. Rasulullah Bersabda "Aku bertanya kepada Jibril As tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?" Lalu Jibril bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya? Allah SWT menjawab Jibril dengan berfirman, "Suatu rahasia dari rahasia-KU yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-KU yang Ku-cintai."
Menurut Imam al-Qusyairi an-Naisabury, bila seseorang memiliki sifat ikhlas, ia akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup. Dan akan mempersembahkan hidup dan matinya untuk agama Allah.
Lalu apakah ciri-ciri orang yang ikhlas? Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim." Hidup mukhlisin akan mengalir seperti air bah, menerjang apa saja yang ada di depannya demi kecintaannya kepada Allah. Dia sudah melupakan apa yang disebut dengan pujian dan cercaan.
Dia akan tetap bekerja sesuai pesan Allah, meski manusia di sekitarnya memberikan pujian atau malah mencelanya. "Amalnya tak lagi memberi ruang bagi lahirnya pujian atau cercaan," kata Dzun Nun al-Mishry.
Seorang yang mukhlis akan selalu menerima dalam posisi apapun, ikhlas karena kaya dan ikhlas pula karena fakir. Seseorang bisa ikhlas karena kaya dan bisa tidak ikhlas karena fakir. Bisa juga orang ikhlas dalam kefakiran tetapi tidak ikhlas dalam kekayaan. Keikhlasan amat tidak perlu ditampak-tampakkan karena semakin mengklaim dirinya ikhlas, kadar keikhlasannya menurun. Ibarat spiritus, begitu tutupnya dibuka, langsung menguap. Orang ikhlas, biar dibilang tidak ikhlas tidak akan membela diri, sebab kalau dia marah karena dikatakan tidak ikhlas, itu tanda-tanda ketikadikhlasan.
(Bersambung….)
Buku Laris, Kisah Nyata. Panduan Kaya Dunia Akhirat,Mau?
Indahnya Berbisnis dengan Tuhan (Allah SWT)
Menurut saya buku ini sangat inspiratif dan penuh nilai positif. Mendorong kita semua untuk selalu berbisnis dengan yang Maha Kaya Raya. Bisnis yang akan selalu untung dan tidak akan pernah rugi.
DR.H.M.Hidayat Nur Wahid,MA
Ketua MPR RI
Berbisnislah dengan Tuhan, Niscaya Anda tidak akan pernah rugi. Bacalah buku ini sebagai petunjuknya (Valentino Dinsi,MM,MBA)
Pesan Buku disini,Mau?
Sekarang Discount!
<Saudaraku Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dialah pencipta segala KEAJAIBAN. Maka jangan batasi keimanan Anda akan kasih sayang, dan kemurahan rezeki-Nya. Saatnya kita menjemputnya dengan CARA yang benar. Bisa!
Bahagia, Kaya Dunia Akhirat, Mau? Ingin Tahu Caranya? Klik disini ajah!
GRATIS : Panduan Untung Dagang & Usaha klik disini,Mau?
Panduan Lengkap Menghasilkan Banyak Uang dari Internet.Klik disini Ajah!:
Ganteng Tapi Ngorok! (Ujian Bagi Si Penganten Baru)
Dikisahkan ada seorang wanita yang hidup di sebuah kota, bernama Aisyah. Ia dianugrahkan wajah yang cantik, diwariskan harta melimpah, IQ yang tinggi. Namun dari segala keistimewaannya, wanita ini belum memiliki pendamping padahal usinya sudah 29 tahun, dan dia sangat sadar sebagai wanita membutuhkan seorang pedamping yang bisa menemani perjalan hidupnya.
Mulailah ia berikhtiar dengan para gurunya, teman-teman halaqohnya dan berdoa tanpa henti-hentinya kepada Allah SWT, agar ada seorang lelaki yang melamarnya. Setiap selesai shalat istikharah dia berdoa kepada Allah, ”Ya Rabbi, aku memohon kepada Mu, datangkanlah kepadaku seorang lelaki yang pintar, ganteng, sholeh dan bisa menjadi imam bagiku”.
Tak lama kemudian, Allah SWT mengabulkan permintaan wanita tersebut. Setelah proses ta’aruf yang sangat mengesankan. Datanglah seorang lelaki melamarnya, dengan wajah tampan, cerdas dan begitu lembut. Lalu pernikahanpun dilaksanakan. Setelah usai acara walimahan, sebagaimana biasa pengantin baru mereka berwudhu, shalat sunah dua rakaat, berdo’a bersama dan menikmati indahnya cinta yang telah dihalalkan Allah SWT. Ditengah malam yang begitu hening, si wanita tadi terbangun dan tidak bisa tidur kembali, karena suaminya ternyata tidur sambil medengkur, ngorok yang sangat keras.
Siwanita sangat kecewa dan mengeluh kepada Allah, ”Ya Allah aku tidak meminta suami tidurnya medengkur, tapi kenapa engkau kirimkan dia untuk ku?” keluhan wanita itu dijawab dengan sebuah bisikan ajaib ”wahai hamba Allah, sesungguhnya lelaki itu diberikan kepadamu sudah satu paket, tidak dijual terpisah, ikhlah aja ya!”.
Apa hikmah dibalik kisah diatas? Dalam hidup ini mungkin anda pernah mengalami kejadian yang mirip dengan kisah tadi. kita berharap mendapat pedamping hidup sempurna. Namun setelah rumah tangga berjalan beberapa bulan, kita mengetahui kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh pasangan kita, lalu apakah kekurangannya itu membuat rasa cinta kita hilang dan diselimuti kekecewaan? bagaimana dengan kelebihan-kelebihannya yang lain? jawabannya adalah ikhlas.
Kunci Kekuatan Menuju Puncak Kemenangan.
Kesuksesan dan kemenangan adalah milik Allah SWT, dan akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, maka kemenangan sangat ditentukan oleh motivasi kerja yang benar (the power of motivation), maka motivasi yang tepat dalam meraih kemenangan adalah untuk tujuan meraih ridha Allah SWT, maka bagi siapapun yang membutuhkan kemenangan, dituntut untuk ikhlas (The Power of Sincere) dan memberikan kesetiaan (monoloyalitas) hanya untukNya.
Allah berfirman yang artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu denga lurus kepada Dienul Islam, Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan Fitrahnya. Tidak ada perubahan pada Fitrah itu”. (QS. Ar-Ruum 30:30)
Ikhlas Inilah Yang Akan Mendorong Anda Menerima Apa Adanya.
Dan selalu meniatkan kerja hanya untuk mengharap keridhoan Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain Allah adalah syirik dan tidak akan diterima oleh Allah. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS.Al-Bayinah (98):5).
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah SAW dan bertanya, “ Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?” Rasululllah menjawab, “ Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan Rasululllahpun tetap menjawab, “ Ia tidak akan mendapatkan apa-apa. “ Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai).
Coba perhatikan wajah anda, sesungguhnya anda memiliki hidung yang indah, mata yang cantik.Tapi kenapa hanya karena setitik jerawat dipipi, membuat anda hilang percaya diri, seakan-akan wajah anda yang ada hanyalah jerawat. Setiap bercermin yang anda lihat hanya jerawat.Tapi coba anda lihat kembali bibir yang anda milki, hidung yang manis, bukankah besarnya jerawat tidak seberapa dibandingkan alis anda!
Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Belenggu kegagalan tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim."
Allah berfirman yang artinya “Katakanlah : “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus yaitu diin yang benar, Millah Ibrahim yang lurus, dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang musyrik”, katakanlah : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabbul ‘Alamiin” ( Al-An’am : 161 – 162).
Ada tiga cara melaksanakan ikhlas pada setiap aktivitas kita (1) ikhlas dalam berkata. (2) Ikhlas dalam hati. (3) ikhlas dalam aktivitas atau pengamalan ibadah kita hanya untuk Allah SWT. Allah berfirma yang artinya “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidkannya.“ (Al Bayyinah:5)
Ibnu Abbas berkata, "Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ke tengah bara api adalah: ‘Cukuplah Allah SWT menjadi penolong kami dan Allah SWT sebaik-baik pelindung’.” (HR. Bukhori)
Ikhlas, Pangkal Bahagia!
Ikhlas adalah dasar utama yang menyebabkan semua amal ibadah kita diterima dengan baik oleh Allah SWT. Ada tiga cara melaksanakan ikhlas pada setiap aktivitas kita (1) ikhlas dalam berkata, perkataan dan segala yamg berkaitan dengan lidah (2) ikhlas dalam hati dan (3) ikhlas dalam aktivitas, perbuatan, pengamalan dan semua ibadah kita kepada Allah SWT.
Ketahuilah bahwa manusia seluruhnya di muka bumi ini diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah, demikian pula tujuan jin diciptakan tidak lain adalah untuk meyembah Allah. Allah berfirman, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu (yaitu mengesaknKu).” (QS. Adz-Dzariyat 56)
Ibadah dilakukan oleh seorang muslim karena kebutuhannya terhadap Allah sebagai tempat sandaran hati dan jiwa, sekaligus tempat memohon pertolongan dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal seorang Muslim, di samping dia harus mencontoh gerak dan ucapan Rasulullah dalam ibadahnya. “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidknnya.“ (QS. Al Bayyinah 5)
Ikhlas adalah meniatkan ibadah seorang Muslim hanya untuk mengharap keridhoan dan wajah Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain Allah adalah syirik dan ibadah yang dilakukan dengan niat yang demikian tidak akan diterima oleh Allah. Misalnya menyembah berhala di samping menyembah Allah atau dengan ibadah kita mengharapkan pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik merusak kejernihan ibadah dan menghilangkan keikhlasan dan pahalanya.
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam dan bertanya, “ Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?”Rasululllah SAW“ Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan Rasululllah sholallahu ‘alaihi wassalam pun tetap menjawab, “ Ia tidak akan mendapatkan apa-apa. “ Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai)
Ikhlas hanya akan datang dari seorang Muslim yang mencintai Allah dan menjadikan Allah sebagi satu-satunya sandaran dan harapan. Namun kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda dengan gemerlap dunia dan mengikuti keinginan nafsunya. Padahal nafsu akan mendorong seorang Muslim untuk lalai berbuat ketaatan dan tenggelam dalam kemaksiatan, yang akhirnya akan menjerumuskan dia pada palung kehancuran di dunia dan jurang neraka kelak di akhirat.
Ikhlas Adalah Tanda Kecintaan Kepada Allah SWT
Oleh karena itu, hampir tidak ada ibadah yang dilakukan seorang Muslim bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan dunia. Namun ini bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan. Ingatlah bahwa Allah sentiasa menyayangi hambaNya, selalu memberikan rahmat kepada hambaNya dan senang jika hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa menolong seorang Muslim yang berusaha mencari keridhoan dan wajahNya.
Dahulu ada penduduk Madinah yang mendapatkan sedekah misterius, hingga akhirnya sedekah itu berhenti bertepatan dengan sepeninggalnya Ali bin Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-tiba melihat bekas-bekas menghitam di punggung beliau, dan bertanya, “Apa ini?” Sebagian mereka menjawab, “Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah”. Akhirnya mereka pun tahu siapa yang selama ini suka memberi sedekah kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah berkata, “Sesungguhnya sedekah yang dilakukan diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah”.
Janganlah engkau menjadi orang-orang yang meremehkan keikhlasan dan lalai darinya. Kelak pad hari kiamat orang-orang yang lalai akan mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan. Ibadah mereka tidak diterima Allah, sedang mereka juga mendapat balasan berupa api neraka dosa syirik mereka kepada Allah.Allah berfirman, “Dan (pada hari kiamat) jelaslah bagi azab mereka dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Az Zumar 47-48).
“Katakanlah, Maukah kami kabarkan tentang orang yang paling merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka di dunia, sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi 103-104)
Kebiasaan dari Baginda Rasul Muhammad SAW, adalah tidak pernah membiarkan seorang penanya pulang tanpa jawaban. Beliau adalah lumbung ilmu dan akan selalu berusaha memberikan jawaban atas segala pertanyaan umatnya. Dalam sebuah al-Hadits as-Syarif beliau bersabda, "Ana madiinatul ilmi (sayalah kota segala ilmu). Tetapi, ada satu pertanyaan, yang Rasullullah tidak langsung menjawabnya. Apa gerangan pertanyaan itu sehingga Rasulullah harus meminta waktu, mengernyitkan keningnya? "
"Wahai Baginda Rasul apa yang dimaksud dengan ikhlas?" tanya seorang sahabatnya. Setelah berdiam, Rasulullah memusatkan perhatian dan menyampaikan pertanyaan serupa kepada Malaikat Jibril. Rasulullah Bersabda "Aku bertanya kepada Jibril As tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?" Lalu Jibril bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya? Allah SWT menjawab Jibril dengan berfirman, "Suatu rahasia dari rahasia-KU yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-KU yang Ku-cintai."
Menurut Imam al-Qusyairi an-Naisabury, bila seseorang memiliki sifat ikhlas, ia akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup. Dan akan mempersembahkan hidup dan matinya untuk agama Allah.
Lalu apakah ciri-ciri orang yang ikhlas? Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim." Hidup mukhlisin akan mengalir seperti air bah, menerjang apa saja yang ada di depannya demi kecintaannya kepada Allah. Dia sudah melupakan apa yang disebut dengan pujian dan cercaan.
Dia akan tetap bekerja sesuai pesan Allah, meski manusia di sekitarnya memberikan pujian atau malah mencelanya. "Amalnya tak lagi memberi ruang bagi lahirnya pujian atau cercaan," kata Dzun Nun al-Mishry.
Seorang yang mukhlis akan selalu menerima dalam posisi apapun, ikhlas karena kaya dan ikhlas pula karena fakir. Seseorang bisa ikhlas karena kaya dan bisa tidak ikhlas karena fakir. Bisa juga orang ikhlas dalam kefakiran tetapi tidak ikhlas dalam kekayaan. Keikhlasan amat tidak perlu ditampak-tampakkan karena semakin mengklaim dirinya ikhlas, kadar keikhlasannya menurun. Ibarat spiritus, begitu tutupnya dibuka, langsung menguap. Orang ikhlas, biar dibilang tidak ikhlas tidak akan membela diri, sebab kalau dia marah karena dikatakan tidak ikhlas, itu tanda-tanda ketikadikhlasan.
(Bersambung….)
Indahnya Berbisnis dengan Tuhan (Allah SWT)
Ketua MPR RI
Pesan Buku disini,Mau?
Sekarang Discount!
<
GRATIS :
Panduan Lengkap Menghasilkan Banyak Uang dari Internet.Klik disini Ajah!:
Posting Komentar
Posting Komentar