Apa Cara Sukses Bisnis di negeri rantau ? apa bisnis yang coco untuk bisnis di Negri Kanguru? Apa bisa kuliah sambil bisnis ? bagiamana memulai bisnis di negeri orang ? Berkut Kisah sukses Kader PKS Berbisnis Coto Makassar di Australia.
Cara Sukses Bisnis 1 : Kuliah sekaligus Berwirausaha
Siapa
bilang kuliah ngak boleh sambil bisnis ? siapa bilang bisnis akan menggangu
kuliah ? siapa bilang bisnis harus lulus kuliah ? itu semua mitos, supaya Anda
tidak segera memulai belajar praktek bisnis, mitos agar anda tetap menjadi
karyawan dan menggantungkan penghasilan kepada orang lain. Jadi bongkarlah mitos itu, buktikan bahwa
anda akan sukses, jika anda segera memulai bisnis sejak dini.
Menuntut
ilmu di negeri orang bagi Muzayyin (31 tahun), bukan hanya bergelut dengan
buku-buku tebal atau sekadar bergaul di kampus. Mahasiswa jurusan Bahasa
Inggris di Griffith University, Brisbane, Australia ini juga memanfaatkan waktu
luangnya untuk berwirausaha, dengan membuka Warung Coto Makassar, Lontara Coto
Makassar & Culinary, tidak jauh dari gedung Opera House, Sydney, Australia.
Muzayyin melakukan bisnis ini beriringan dengan kegiatan kuliahnya dan ternyata
ia mulai menuai sukses bisnis.
Muzayyin telah membongkar mitos bahwa bisnis harus lulus kuliah terlebih dahulu, harus fokus belajar dulu baru bisnis. Maka bagi anda yang saat ini masih pelajar atau mahasiswa, mulailah untuk memulai usaha, agar setelah lulus anda sudah cukup belajar untuk menjadi pembisnis sukses.
Muzayyin telah membongkar mitos bahwa bisnis harus lulus kuliah terlebih dahulu, harus fokus belajar dulu baru bisnis. Maka bagi anda yang saat ini masih pelajar atau mahasiswa, mulailah untuk memulai usaha, agar setelah lulus anda sudah cukup belajar untuk menjadi pembisnis sukses.
Cara Sukses Bisnis 2 : Segmentasi Pasar Sudah Jelas
dan Terukur
Ide
membuka warung Coto Makassar di Negeri Kanguru ini berawal dari keseringannya
menjumpai orang-orang Indonesia yang bermukim di Australia, yang jumlahnya
mencapai 4.000 orang, baik itu mereka yang berstatus pelajar atau dari kalangan
pekerja.
"Saya berpikir, bangsa kita tidak boleh hanya sekadar menjadi pekerja di negeri orang tapi juga harus mampu mempekerjakan bangsa lain agar bisa disebut bangsa terhormat, semangat itulah yang membuat saya membuka warung coto di Sydney," ujar alumnus Pondok Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros, Sulawesi Selatan ini.
"Saya berpikir, bangsa kita tidak boleh hanya sekadar menjadi pekerja di negeri orang tapi juga harus mampu mempekerjakan bangsa lain agar bisa disebut bangsa terhormat, semangat itulah yang membuat saya membuka warung coto di Sydney," ujar alumnus Pondok Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros, Sulawesi Selatan ini.
Maka
jika anda ingin memulai bisnis, maka pastikan bidikan segmentasi atau calon
konsumennya harus jelas. Muzayyin telah
suskes memetakan pangsa pasar sebelum sukses bisnis itu dimulai. Jadi jika anda
ingin sukses bisnis pastikan pangsa pasar dengan tepat sesuai.
Cara Sukses Bisnis 3 : Berikan Nama Usaha yang Unik dan Mudah diingat Konsumen
Cara Sukses Bisnis 3 : Berikan Nama Usaha yang Unik dan Mudah diingat Konsumen
Dalam dunia bisnis, nama sangat penting. Bukan
asal pilih dan jelas tidak sesuai dengan ungkapan terkenal Shakespeare “apalah
arti sebuah nama”. Nama ini dalam konteks manajemen pemasaran dikenal sebagai
brand atau merek
Kelihatannya
Muzayyin telah mencoba melakukan beberapa tips dalam menentukan nama,
yang diantaranya :
1. Dalam menentukan nama bagi bisnis kita maka
yang harus kita lakukan untuk pertama kalinya adalah menyesuaikan nama yang
diinginkan dengan produk yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Kesesuaian nama
dengan produk perlu untuk dipikirkan walaupun hal ini bisa pula dipertimbangkan
secara lebih fleksibel.
2. Menggunakan nama diri bisa dilakukan seperti
pemberian nama Toyota, Honda dan lain sebagainya. Namun yang harus tetap
dipertimbangkan jika menggunakan nama sendiri adalah kesesuaian nama itu
sendiri dengan pasar yang hendak dituju serta produk yang dihasilkan.
3. Nama juga hendaknya memiliki filosofi yang
berarti atau mampu menggambarkan visi dan misi dari bisnis yang kita bangun.
Dengan filosofi yang terkandung di dalam nama tersebut maka apa yang hendak
kita capai dari bisnis yang kita bangun ini akan semakin nyata dan memberi
semangat tambahan bagi kita sebagai pemiliknya untuk terus mengembangkan bisnis
ini.
4. Nama haruslah unik dan menarik. Unik dan
menarik di sini dalam artian mudah diingat dan dapat menjadi ciri khas
bagi bisnis kita. Hindari menggunakan nama yang mirip dengan nama yang sudah
banyak di pasaran, hal tersebut hanya akan membuat pelanggan menjadi sulit
untuk membedakan bisnis kita dengan bisnis pesaing. Lihat saja bagaimana
Holland Bakery menjadi Holanda Bakery, atau Pangsit Mie Ayam Bang Jos dengan
Pangsit Mie Ayam Bang Jo.
Pria
yang kini sudah memiliki 3 anak ini, mengaku warungnya, diberi nama Lontara
yang diambil dari sebutan aksara tradisional kampung halamannya, dari Tanah
Bugis. Bermodalkan sekitar AUD 25.000 pada 29 April 2013 lalu.
Muzayyin kemudian mengajak kawannya, Muhammad Hartawan, salah satu WNI asal Makassar yang memiliki sertifikat Chef untuk membuka rumah makan yang menjual makanan-makanan khas Bugis-Makassar, selain Coto Makassar, seperti Pallubasa, Sop Saudara dan Pallubutung.
Setiap warga Australia atau bangsa lain yang mencicipi Coto Makassar senilai AUD 9, tidak hanya menikmati kelezatan kuliner Makassar, namun juga disuguhkan kisah dan sejarah-budaya dari negeri asal makanan tersebut.
"Misi kami bukan sekadar membuat para pelanggan kami jadi kenyang, tapi kami juga ingin memperkenalkan budaya Bugis-Makassar di dunia internasional, warung kami sesungguhnya adalah etalase budaya Bugis-Makassar di Australia," tutur Muzayyin yang tengah berlibur di Makassar.
Muzayyin menambahkan, kekayaan budaya kuliner nusantara selama ini tidak dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri untuk memperkenalkan budayanya di dunia internasional. Tidak seperti dengan apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain, yang memiliki budaya kuliner seperti Chinese Food atau Japanese Food yang namanya masyhur di mana-mana.
Sebelum memutuskan hijrah ke Australia, putra pimpinan pesantren Darul Istiqamah ini sudah mulai berkecimpung di dunia entrepreneurship sejak tahun 2003, dengan memutuskan berhenti kuliah dari kampus LIPIA, Jakarta, lalu memulai bisnis mainan anak-anak dan peci yang dijual di beberapa kota.
Keputusannya berhenti kuliah sempat memupuskan harapan orangtuanya, yang menginginkan Muzayyin selesai di LIPIA dan memimpin pondok pesantren yayasan warisan kakeknya.
"Tanggung jawab kita sebagai muslim adalah melepaskan umat dari ketidakberdayaan dari masalah ekonomi, bukan hanya sekadar mengajari mengaji, tapi menjauhkan umat dari kemiskinan, karena kefakiran itu sangat dekat dengan kekafiran," tandas Muzayyin.
Kini Muzayyin yang juga kader PKS terdaptar sebagai Calon Anggota Dewan (CAD) DPR RI dapil 2 Sulawesi Selatan, untuk daerah Sinjai, Bulukumba, Maros dan Pangkep. (Detik/Anas)
Muzayyin kemudian mengajak kawannya, Muhammad Hartawan, salah satu WNI asal Makassar yang memiliki sertifikat Chef untuk membuka rumah makan yang menjual makanan-makanan khas Bugis-Makassar, selain Coto Makassar, seperti Pallubasa, Sop Saudara dan Pallubutung.
Setiap warga Australia atau bangsa lain yang mencicipi Coto Makassar senilai AUD 9, tidak hanya menikmati kelezatan kuliner Makassar, namun juga disuguhkan kisah dan sejarah-budaya dari negeri asal makanan tersebut.
"Misi kami bukan sekadar membuat para pelanggan kami jadi kenyang, tapi kami juga ingin memperkenalkan budaya Bugis-Makassar di dunia internasional, warung kami sesungguhnya adalah etalase budaya Bugis-Makassar di Australia," tutur Muzayyin yang tengah berlibur di Makassar.
Muzayyin menambahkan, kekayaan budaya kuliner nusantara selama ini tidak dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri untuk memperkenalkan budayanya di dunia internasional. Tidak seperti dengan apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain, yang memiliki budaya kuliner seperti Chinese Food atau Japanese Food yang namanya masyhur di mana-mana.
Sebelum memutuskan hijrah ke Australia, putra pimpinan pesantren Darul Istiqamah ini sudah mulai berkecimpung di dunia entrepreneurship sejak tahun 2003, dengan memutuskan berhenti kuliah dari kampus LIPIA, Jakarta, lalu memulai bisnis mainan anak-anak dan peci yang dijual di beberapa kota.
Keputusannya berhenti kuliah sempat memupuskan harapan orangtuanya, yang menginginkan Muzayyin selesai di LIPIA dan memimpin pondok pesantren yayasan warisan kakeknya.
"Tanggung jawab kita sebagai muslim adalah melepaskan umat dari ketidakberdayaan dari masalah ekonomi, bukan hanya sekadar mengajari mengaji, tapi menjauhkan umat dari kemiskinan, karena kefakiran itu sangat dekat dengan kekafiran," tandas Muzayyin.
Kini Muzayyin yang juga kader PKS terdaptar sebagai Calon Anggota Dewan (CAD) DPR RI dapil 2 Sulawesi Selatan, untuk daerah Sinjai, Bulukumba, Maros dan Pangkep. (Detik/Anas)
Posting Komentar
Posting Komentar