Bagaimana cara Agar Menjadi Pengusaha Sukses?
Sahabat Mulia
Menjadi Entrepreneur bukan berarti pedagang.
Namun Entrepreneur adalah jiwa yang punya semangat, ikhlas, sabar, tegar, tangguh, syukur, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, serta mampu mengubah sesuatu yang dianggap “sampah” menjadi “emas’.
Karenanya, Agar Menjadi Pengusaha Sukses, maka Mulai dengan Mengubah Pola Pikir Pegawai Menjadi Pengusaha
Sahabat Mulia
Penentu Sukses menjadi Pengusaha bukan karena kita anak pejabat, anak komlomerat atau anak ningrat, namun sukses menjadi pengusaha itu ditentukan oleh sejauh mana kita mengenali potensi diri, yang akan menkristal dalam
- Tekad
Kuat Diri yang diasah sejak kecil
- Ketertarikan
& Keterikatan Energi Positif
- Peran
Aktif Keluarga Sejak dini
- Dukungan
Lingkungan Sekolah yang memadai
Sahabat Mulia
Menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur sukses memang butuh proses yang tidaklah instan, bisa jadi waktunya cukup panjang.
Maka mulailah dengan menjadi :
Maka mulailah dengan menjadi :
- SantriPreneur (pembelajar)
- KaryawanPreneur (Magang, Modelling, Observasi,)
- Mulai Bisnis dengan metode online
- kalau sudah sukses jadilah masterPreneur, sebagai tuan guru yang mendidik dan mengatarkan orang menjadi pengusaha sukses
Banyak hal-hal baru yang bisa jadi tidak diduga sebelumnya, yang muncul ketika kita terjun langsung kedalam dunia bisnis.
Jumlah pencari kerja setiap tahun semakin bertambah. Para mahasiswa kita tidak disiapkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi justru dibiarkan untuk mencari pekerjaan.
Akibatnya, dalam alam bawah sadar mereka, yang hanya terpikirkan adalah bagaimana mencari pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, dan menjadi seorang sarjana.
Bila itu dibiarkan, maka bila tidak siap bersaing mereka akan menjadi pengangguran terdidik. Pengangguran yang bergelar sarjana. Bahkan banyak diantaranya dari perguruan tinggi ternama.
Kenyataan di lapangan membuktikan, begitu banyak para pencari kerja yang bergelar sarjana. Setiap kali lowongan kerja dibuka, maka akan diserbu oleh ribuan orang pencari kerja.
Padahal posisi atau tempat yang dibutuhkan sangatlah terbatas. Terjadilah persaingan yang begitu besar dan tajam. Siapa yang tak siap bersaing, dan bertanding, maka dia akan tergeser dengan sendirinya.
Merubah mindset dari pencari kerja ke pengusaha tidaklah mudah. Dibutuhkan sebuah perjuangan nyata dari dalam diri untuk berani mencoba, dan berani menemui kegagalan. Sebab kegagalan awal dari sebuah kesuksesan.
Teramat sayang jika mimpi besar Anda hanya menjadi seorang karyawan, ada pepatah mengatakan “ Gantungkan cita-citamu setinggi langit” bukan gantungkan cita-citamu setinggi eternit!!!
Biasakan tidak membatasi pola pikir Anda dengan cita-cita kecil (setinggi eternit) sebagai karyawan saja, namun ubah mindset Anda untuk memiliki mimpi besar (setinggi langit) dengan menjadi pengusaha.
Lalu, bagaimana caranya mengubah mindset karyawan menjadi pengusaha? Tentu ini bukan pekerjaan mudah, karena pola pikir kita sejak dulu sudah dibentuk untuk menjadi seorang karyawan.
Orang tua mana yang tidak bangga bila anak-anaknya bekerja di perusahaan bonafit, atau di instansi pemerintahan, sehingga secara otomatis pola pikir kita mulai terbentuk untuk menjadi seorang pegawai.
Belum lagi instansi pendidikan di negara kita yang masih minim memberikan ilmu tentang kewirausahaan, sehingga mindset entrepreneur kita masih sangat kurang.
Padahal dalam memulai usaha dibutuhkan dua faktor penting, yang pertama skill dan yang kedua adalah mindset ilustrasi mindset entrepreneur 250×175 Mengubah Mindset Karyawan Menjadi Pengusahaentrepreneur.
Dari faktor itulah, mengapa adanya mindset entrepreneur sangatlah penting dalam menjalankan bisnis.
Sebab dengan mindset entrepreneur, seseorang akan termotivasi untuk selalu produktif dan melakukan inovasi-inovasi baru untuk menciptakan peluang usaha yang menguntungkan.
Cara mudah untuk membentuk mindset entrepreneur bisa dilakukan dengan beberapa tahapan berikut.
Pertama, lihatlah potensi diri Anda. Buat daftar potensi yang Anda punya, kemudian kembangkan semua potensi yang ada, untuk menciptakan inovasi baru.
Kedua, belajarlah dari kisah para pengusaha sukses yang sudah berhasil mengembangkan bisnisnya dari nol. Dengan begitu Anda akan terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka dalam menjalankan bisnis.
Ketiga, ikuti pelatihan, seminar atau sharing bisnis yang bisa membantu Anda mengetahui segala kelebihan dan kekurangan sumber daya, yang bisa Anda jadikan sebagai prospek bisnis.
Bila perlu, lakukan kunjungan langsung untuk melihat proses operasional sebuah usaha. Dan yang paling utama dari ketiga langkah tersebut adalah Anda harus tetap “Action!”, karena tanpa action, maka mimpi kita tentu tidaklah akan menjadi sebuah kenyataan.
Seorang Pekerja dan Pekerja Lepas Harus Mengubah Pola Pikir
Kenyataan-kenyataan di atas mengharuskan kita untuk mengubah pola pikir yang dimiliki oleh kebanyakan para pekerja dan pekerja lepas. Kita jangan bekerja semata-mata untuk untuk mendapatkan uang sehingga menjadi terikat terhadap uang atau tamak akan uang, tetapi bekerjalah untuk belajar cara menguasai uang.
Belajar cara menguasai uang akan membebaskan kita dari rasa takut dan tamak akan uang, tidak menjadi budak uang bahkan bisa menjadi tuan atas uang yang dimilikinya.
Pola pikir seperti itu bukan saja membebaskan pekerja dan pekerja lepas dari ketakutan dan ketamakan akan uang, tetapi bisa mencapai keamanan finansial sebagaimana yang didambakan.
Banyak hal yang dapat dipelajari oleh seorang pekerja dan pekerja lepas dari sebuah perusahaan agar bisa menguasai uang dan menjadi tuan uang atau mewujudkan keamanan finansial.
Bekerja adalah untuk belajar dengan mempelajari cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan dan orang-orang sukses dalam menghasilkan pemasukan, mengatur pengeluaran, mengelola utang (liabilitas) dan membesarkan harta (aset) yang dimilikinya.
Pembelajaran tersebut bukan tidak mungkin akan mampu mengantarkan seorang pekerja dan pekerja lepas mendapatkan kebebasan finansial (financial freedom) dengan pendapatan yang berasal dari penghasilanpasif (passive income).Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena uang yang dimilikinya telah ”bekerja” menghasilkan uang untuk pemiliknya.
Segera Rubah Paradima Sekarang Juga atau anda akan menjadi Penganguran
Pemuda adalah tulang punggung bangsa Indonesia. Begitu pun cara pandangnya sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa ini dan Peran serta seorang pemuda sangatlah penting, seperti ungkapan Bung Karno dalam pidatonya mengatakan, “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia.’’
Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Begitu pun paradigmanya ketika lulus dari perguruan tinggi, masih banyak yang berpikiran ingin menjadi pegawai atau mencari lapangan pekerjaan. Padahal lapangan pekerjaan tidak bertambah secara signifikan, sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi yang siap bekerja selalu bertambah setiap tahunnya. Akhirnya yang terjadi adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Bulan Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, yang mengalami kenaikan 320 ribu orang dibandingkan dengan periode tahun lalu yaitu 7,24 juta jiwa. Dari tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Razali Ritonga mengatakan, “jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa industri melemah.”
Hal ini sebenarnya bisa menjadi peluang besar bagi lulusan perguruan tinggi untuk mengubah paradigmanya dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.
Saat ini banyak perguruan tinggi yang akhirnya berlomba-lomba membuka program studi baru, yakni Manajemen bisnis atau mata kuliah yang bersinggungan dengan kewirusahaan. Ini merupakan bukti konkret untuk mengarahkan paradigma pemuda supaya berjiwa wirausaha. Walaupun dalam kenyataannya belum maksimal, tetapi dengan adanya pengalaman berwirausaha selama di perkuliahan dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan usahanya di kemudian hari.
Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa masih banyak pemuda yang memiliki mental block, yaitu berpikiran jika ingin berwirausaha harus memiliki banyak uang/modal. Padahal, modal yang dilihat bukan hanya uang semata. Tetapi tenaga dan ide kita pun juga merupakan suatu modal yang bisa kita kembangkan menjadi sebuah usaha yang memiliki nilai yang lebih dibandingkan yang lainnya. Tanpa modal uang pun usaha bisa tetap jalan, asalkan mempunyai niat dan kemauan usaha yang tinggi serta didukung oleh perencanaan konsep yang tepat.
Menurut beberapa pakar tentang wirausaha mengatakan bahwa sebuah negara akan maju jika sekitar dua persen dari pendudukannya adalah seorang wirausaha. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini.
Sedangkan di negara tetangga dan belahan negeri lain karena sumber daya alam yang terbatas, maka kalangan pemudanya ditantang berkreasi untuk mengatasi keterbatasannya.
Masalah yang kita hadapi utamanya adalah minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan teknologi yang terbatas serta soal pemasaran masih jadi hambatan pengembangan entrepreneurship di tanah air.
Negara kita membutuhkan wirausaha yang berkarakter inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan memanfaatkan keadaan sesulit apapun. Hanya dengan semangat berwirausaha, inovatif pengembangan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, negara ini dapat dikelola dengan baik dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Memang pemuda Indonesia sebagian besar tidak dibesarkan atau dididik dalam budaya wirausaha, oleh karenanya pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Sehingga ketika sudah dewasa akan lebih siap untuk menjadi seorang wirausaha sukses.
Salam preneur! (Paradigma Agar Menjadi Pengusaha Sukses - dakwatuna.com/hdn)
Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Begitu pun paradigmanya ketika lulus dari perguruan tinggi, masih banyak yang berpikiran ingin menjadi pegawai atau mencari lapangan pekerjaan. Padahal lapangan pekerjaan tidak bertambah secara signifikan, sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi yang siap bekerja selalu bertambah setiap tahunnya. Akhirnya yang terjadi adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Bulan Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, yang mengalami kenaikan 320 ribu orang dibandingkan dengan periode tahun lalu yaitu 7,24 juta jiwa. Dari tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Razali Ritonga mengatakan, “jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa industri melemah.”
Hal ini sebenarnya bisa menjadi peluang besar bagi lulusan perguruan tinggi untuk mengubah paradigmanya dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.
Saat ini banyak perguruan tinggi yang akhirnya berlomba-lomba membuka program studi baru, yakni Manajemen bisnis atau mata kuliah yang bersinggungan dengan kewirusahaan. Ini merupakan bukti konkret untuk mengarahkan paradigma pemuda supaya berjiwa wirausaha. Walaupun dalam kenyataannya belum maksimal, tetapi dengan adanya pengalaman berwirausaha selama di perkuliahan dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan usahanya di kemudian hari.
Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa masih banyak pemuda yang memiliki mental block, yaitu berpikiran jika ingin berwirausaha harus memiliki banyak uang/modal. Padahal, modal yang dilihat bukan hanya uang semata. Tetapi tenaga dan ide kita pun juga merupakan suatu modal yang bisa kita kembangkan menjadi sebuah usaha yang memiliki nilai yang lebih dibandingkan yang lainnya. Tanpa modal uang pun usaha bisa tetap jalan, asalkan mempunyai niat dan kemauan usaha yang tinggi serta didukung oleh perencanaan konsep yang tepat.
Menurut beberapa pakar tentang wirausaha mengatakan bahwa sebuah negara akan maju jika sekitar dua persen dari pendudukannya adalah seorang wirausaha. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini.
Sedangkan di negara tetangga dan belahan negeri lain karena sumber daya alam yang terbatas, maka kalangan pemudanya ditantang berkreasi untuk mengatasi keterbatasannya.
Masalah yang kita hadapi utamanya adalah minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan teknologi yang terbatas serta soal pemasaran masih jadi hambatan pengembangan entrepreneurship di tanah air.
Negara kita membutuhkan wirausaha yang berkarakter inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan memanfaatkan keadaan sesulit apapun. Hanya dengan semangat berwirausaha, inovatif pengembangan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, negara ini dapat dikelola dengan baik dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Memang pemuda Indonesia sebagian besar tidak dibesarkan atau dididik dalam budaya wirausaha, oleh karenanya pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Sehingga ketika sudah dewasa akan lebih siap untuk menjadi seorang wirausaha sukses.
Salam preneur! (Paradigma Agar Menjadi Pengusaha Sukses - dakwatuna.com/hdn)
Posting Komentar
bagus sekali sangat menginspirasi, semakin tergerak untuk menjadi pengusaha sukses
Posting Komentar